mandiri dalam pengharapan

Rabu, 27 Oktober 2010

HAMARTIOLOGI

HAMARTIOLOGI Pendahuluan Seberapakah serius kita menganggap dosa? Apakah ini adalah tpik yang penting bagi kita? Yang paling membahayakan adalah dosa dalam bentuk tunggal (Sin) dan bukan dosa dalam arti jamak (sins). Dosa tunggal akan melahirkan perbuatan-perbuatan dosa atau dosa-dosa. Khusus bagi orang percaya kita akan bicara mengenai dosa-dosa. Tetapi dalam hamartiologi kita gabungkan dua konsep ini. Jadi ketika kita bicara mengenai perbuatan-perbuatan dosa – ini bagi orang yang tidk percaya karena perbuatan dosa itu dihasilkan oleh Dosa, sedangkan dosa-dosa kitabicara bagi orang percaya. Dosa dalam bentuk tunggal akan mengirim kita ke neraka. Dosa tunggal adalah dosa menghujat roh kudus yaitu tidak atau menolak Yesus Kristus. Seberapa sedih anda melihat dosa dalam bentuk tunggal atau pun dalma bentuk jamak? Anda akan melihat secara benar ketia anda memiliki hubugan pribadi dengan Allah. Dosa adalah hubungan dengan Allah bukan dengan sesama. Kita berbuat dosa kepada saudara jika kita melakukan hal-hal yang menentang Firman Allah dan manusia itu diciptakan segambar dan seruupa dengan Allah (imago dei). Ketika kita membunuh berarti kita berdosa kepada Allah krn kita membunuh imago Dei Allah. Kadang kita meringankan dosa krn alasan-alasan terntentu, tetapi standart tetap ada pada Allah jadi jika sesuatu melanggar standar dari Allah maka kita sedang berbuat dosa. Allah dosa Dosa Dosa adalah penghinaan akan kekudusan dan kebenaran Allah. Bagi Orang yang memiliki pandangan yang rendah tentang Allah mereka juga punya pandangan rendah tentang dosa sehingga penyembahan kita dangkal. Tetapi sebaliknya, penyembahan kita akan luas dan luar biasa kalau pandangan kita dengan Allah sangat tinggi terhadap Allah sehingga pandangan kita tentang dosa juga dalam atau rendah. Ada juga orang yang pandangan tentang Allah tinggi tetapi pandangan tentang dosa rendah atau tidak dalam (Menggunakan kemerdekaan sebagai aat untuk berbuat dosa- galatia 6) ada juga sebaliknya. Dosa adalah pelanggaran utama terhadap Allah. Gereja Baptis biasanya pandanagn terhadap Allah tidak tinggi (sedang saja) sdangkan orang pantekosta mempunya pandangan tinggi dan takut berbuat dosa. Mengapa demikian karena konsep atau interpretasi yang salah tentang sotereologi bahwa mereka takut tidak masuk surag kalau berbuat ”dosa-dosa”. Penyembahan mereka disebabkan karena interpretasi yang salah tentang RK dan rasa ucapan syukur karena Allah telah mengankat meeka dari lumpur dosa. Kita menyembah Allah karena Allah layak mendapatkan penyembahan dari setiap yang bernafas.(Yesaya 6:1-3). Malaiakat berada di garis tengah (tidak kenal dosa) tetapi memiliki pandangan yang tinggi terhadap Allah. Lihat Wahyu 4:8--? Setiap kali mereka melihat Allah mereka terus memuji Kudus..kudus..kudus... dan seterusnya...Para malaikat tidak pernah merasa lelah meliat kemuliaan Allah. Bagaimana dengan lusifer kalau setiap dtik semua malaikat terus memuji Tuhan, bagaimana mungkin dia memuji sambil menyombongkan diri? Ya ..bisa....sambil memuji dia juga berkata tapi saya juga layak. Misal : Bajumu buagus, tetapi lebih bagus lagi untuk saya. Ada orang yang berkata ”Engkau Allah yang yang kudus... sekarang buatlah sesuatu terhadap aku” wow...ini salah penyembahan kita berpusat pada Allah bukan untuk kita..ini konsep yang salah. Mengapa kita harus kudus? Karena Allah maha Kudus dan dengan cara itu kita menghormati Allah. Ini tidak akan terjadi sebelum kta memiliki pandangan bahwa dosa adalah sesautu yang mengerikan dan sangat berbahaya. Imputasi adalah lawan dari amputasi, sesuatu dimasukkan dalam hidup kita, dalam hal ini allah mengimputasi kebenaran Allah dalam diri kita. Kita belajar dari karakter moral Allah yang memiliki moral yang sempurna. Kebenaran yang sempurna menuntut keadian yang sempurna juga. Nama lengkap Allah Keluaran 34:6-7 – nama pertama Alah adalah aku adalah aku, nama tengah ”pengampunan” dan nama akhir adalah keadilan. Kemuliaan Allah akan diberikan kepada mereka yang mau menerima anaknya dan sebaliknya. Allah memiliki kebenaran eksternal dan internal, Kebenaran internal adalah kekudusan internalnya yang dapat dilihat dengan 2 cara yaitu kudus positif—kebaikkannya kepada mereka yang mengsihinya dan kekudusan negatif adalah sesautu yang dia lkukan terhadap meeka yang melanggar hukum-hukumnya. Kebenaran eksternal atau legislator yaitu ketika ia menerapkan hukum-hkumnya atau kebenaran yudikator yaitu penghukuman kepada mereka yang melanggar hukumnya. Ketika kitabicar kebenaran legislator kitabicar pada ukum-hukum allah. Ada 2 yaitu hukum alam yang dituliskan dalam hati manusia (Roma 1:18-...) yang diberikan melalui pewahyuan umum. Dan hukum yang kedua adalah hukum-hukum musa yaitu panduan-panduan untukmengatur tingkahlaku manusia. Hukum datang melalui musa tetapi anugrah melalui Tuhan yesus. Hukum Musa adalah10 hukum Tuhanada beberapa kategori dari hukum ini, yaitu moral kemasyarakatan dan upacara-upacara. Kita bisa melihat kebenaran Allah dengan cara melihat dia menuliskan hukum-hukumnya. Ini adalah legislator dan merupakan bagian dari kekudusan Eksternal. Ini diberikan sebelum manusia bertindak, nah kalau manusia bertindak ikut atau tidak pd hukum Allah maka akan ada keenaran yudisial, contoh: Allah mengatkan lakukan sesuatu dan anda melakukan, maka keadilannya akan diberikan kepada anda atau anda tidsk melakukan dan anda juga akan enerima keadilannya. Jadi kebenaran yudisial itu begitu penting, sebab tanpa kebenaran yudisial, maka kebeanran legislator tidak ada artinya. Contoh: saya punya 2 anak, satu 4,5 tahun dan satunya baru lahir. Kepada anak pertama saya perintahkan jangan lakukan ini, maka dia melakukan juga, maka saya akan memberikan kebenaran yudisial, supaya nanti dia jagangan berkata wah gak diapa-apain, saya lakukan juga. Kebenaran yudisial (Keenaran khusus) dibagai menjadi 2 yaitu Remuneratif dan Reributif. Remuneratif adalah pahala yang diberikan kepada kita, sedangkan retributif adalah hukuman atau pinalti. Apa itu penebusan pengganti? Yesus menggantikan pahala (Remuneratif) tetapi diganti degan retributif atau pinalti. Sebenarnya kita ini layak mendapat retributif tetap karena Yesus kita memiliki remuneratif, sebaliknya Yesus mendapat retributif. Sebelum kita mengerti dosa, kita harus memahami kebenaran dan kekudusan Allah, karena kita tidak bisa menstandarkan dosa dengan apaun kecuali kekudusan Allah. Oleh karena itu dosa-dosa harus dilihat cara pandang Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar